Alhamdulillah, Menemukan Jodoh Terbaik di Penghujung

     Karena dalam senang semuanya bisa,

Tapi dalam sempit dengan cinta kami melapangkannya, 

Keindahan kita, semoga mereka merasakan.

Karena itu, inilah kami dengan suka dukanya....

Finally, S.SI. 

     Alhamdulillahirabbil'alamiin... Sujud syukur atas satu lagi nikmat yang tak henti Ia curahkan pada kami. Akhirnya, setelah melewati berbagai proses penggodogan hingga pembantaian, Senin 9 Juni 2014 dapet juga gelar S.SI (Sarjana Sistem Informasi) di belakang nama kami. Bukan! Bukan gelar yang lantas membuat kami bangga, senang, haru, dan lainnya. Tapi proses pendewasaan dan pencerdasan yang kami jalani untuk menujunya. 

     Ternyata kesamaan visi penting dalam memilih jodoh di tahun terakhir. Beruntunglah saya dipertemukan dengan teman-teman super yang bukan hanya menjadi jodoh TA saya, tapi juga keluarga baru yang membuat tingkat akhir tak begitu berat untuk dijalani. Bukan karena tidak berat, kami akui itu berat (mengerjakan TA setingkat thesis + syarat2 sidang yang setara dengan doktor dimana ringannya), tapi yang menjadikannya ga seberat seharusnya adalah...... jodoh yang sevisi ini, bahasa ga romantisnya teman sekelompok TA. 

     Apanya yang sevisi? 

     Ok, jadi gini. Woman rangers ini dipertemukan dari bincang-bincang kecil (sebutlah curhat) tentang keinginan cepat menyelesaikan studi S1. "Kenapa harus cepat?", lantas Kenapa harus lama/ tidak cepat? Jadilah kita berkumpul dan membetuk organisasi kecil bernama "TA Asik" (#efekDramatis). Di awal semester, ga nunggu waktu deh, langsung proses melamar pembimbing. Di awal aja pembimbing udah bilang, "Hari gini nanyain topik? Kecepetan". 

     Setelah Ijab-Qobul, akhirnya sah juga kami punya pembimbing, lanjut daaahhh....

     Tantangan pertama adalah mencari objek penelitian. Dengan modal nekat, tanpa administrasi dan tanpa tau topik apa yang diangkat, langsung deh turun ke perusahaan-perusahaan yang udah di list. Langsung turun dengan modal jawaban, "Mau ketemu manajer TInya, belum janjian" X_X. Singkat cerita dengan modal nekat ini, Alhamdulillah dapet juga. Thanks to PT Pos Indonesia :D

     Proses berproses, singkat cerita... Jeng-jeng dengan bantuan pembimbing 1 kami yang super keren, perempuan tangguh, sang kaprodi SI, Ibu Murahartawaty, tahap 1 seminar tugas akhir berlangsung lancar dan sempurna. Bahkan komentar penguji, "Ini mah udah siap lulus kayaknya. Bingung saya mau nguji apa." :D

     

Foto Seminar

     Fase after seminar dimulai. Ini lebih luar biasa berdarah-darah. Untung dibantu juga sampa pembimbing yang sangat kompeten di bidang ini, Bapak Rahmat Mulyana. 

     Berdarah-darah kami berlima mengejar sidang di termin pertama. Syukurnya, bukan cuma kami berlima yang pengen lulus di periode satu, tapi juga pembimbing 1 kami tercinta mensyaratkan kami sidang sebelum tanggal 10 Juni. Dengan persyaratan seabrek dan waktu yang mepet, Alhamdulillah bisa juga sidang di periode pertama ini, dan jadilah kami lulusan pertama 2010 yang lulus tepat waktu (empat tahun). 

     Sidang kami nampaknya tak semudah seminar. Berdarah-darah sangat. Iya, bukan cuma berdarah-darah selama 3 jam pembantaian, tapi sebelum itu juga. Bayangin aja H-2 sidang dapet pukulan dimana kami harus memilih apakah tetap melanjutkan di 9 juni atau memilih opsi lain. H-1, entah tegang atau apa, oooo nooo, ini kenapa demam tinggi. Malem sebelum sidang bukannya belajar dsb, ini harus tidur lebih awal sambil ngompres kening. Hari H sidang, masih demam. Dan parahnya lagi..... kenapa berdarah-darah di kamar mandi juga X_X. Pertama kalinya wasir. Shocking Soda #Tebs

     Tapi biarlah... yang penting, Senin 9 Juni 2014 jam 13:xx akhirnya S.SI. hohohoiiiiii...............

Sidang cuiiii

     ok. Kemana-mana deh ceritanya. Niatnya tulisan ini dibuat bukan untuk menceritakan OOT di atas, tapi kekuatan bahu teman-teman yang saling menguatkan. Ini dia, teman, partner, dan keluargaku di sini, Prefiks Wahyu Febrina (Pepy); Suraiya Safura (Aya); Eriza Erfiana Amir (Icha); Woro Ninditarini (Woro).

     Tulisan ini dibuat sebenernya untuk mengungkapkan apa yang ga bisa diungkapkan dengan kata-kata (#Beuuhh). Tentu menyatukan lima kepala bukan hal yang gampang, tapi bukan berarti ga bisa. Buktinya, jarang banget diantara kami ada salah paham sampe pecah belah kayak kapal titanic. Semuanya lancar karena saling mengerti. Inget banget, di awal kami saling mengingatkan, "Perjalanan ke depannya ga akan gampang, kalau ada tengkar-tengkar, tolong dimaapin ya dan saling memahami." Yaa!!! Itu kuncinya, saling memahami.

     Hhhhmmm.. dari kelima ini, bisa dibilang sayalah yang paling berbeda. Ya... mungkin paling ngeyel. hehe... Gimana gak, dari golongan darah (efek kepribadian berdasarkan gol darah) saya dan keempatnya jelas berbeda. Keempatnya kompak banget punya golongan darah B, sedangkan saya... ya... ekspektasi nilai tertinggi (#dibacaA) :D. Konon katanya kalo A ketemu B, yang ada brantem mulu. Hahaha... tapi Alhamdulillah sih, ga sampe brantem. Tapi entahlah kalo saya sering buat kesel. Hahaha... Saya cenderung serius di TA ini dan susah fokus, tapi luar biasanya keempat teman ini bisa meluruskan keseriusan dengan becanda dan memfokuskan kembali ketika saatnya fokus. Uooo... beruntung banget ketemu kalian di tahun ini.
      Intinya, Pepi, Icha, Woro, dan Aya ini adalah anugerah terindah yang Allah kasih di tengah-tengah tugas akhir yang konon dianggap sebagian orang sebagai musibah. Bukan sebatas tugas akhir perasaan apa yang dirasakan. Semoga persahabatan, kekeluargaan, dan keceriaan serta perasaan ini tetap kuat walaupun setelah wisuda 16 Agustus nanti kami resmi terjun di dunia kami masing-masing, dunia kami dengan masyarakat.

Sukses untuk kita semua teman-teman...
Terima kasih telah menyediakan sandaran selama empat tahun ini dan menjadi cerita paling manis di penghujung.
Maaf untuk segala kesalahan dan sikap menyebalkan dan merepotkan.

Akhir kata.... I Love You All #KecupManis :D