Memainkan Melodi Sang Inspirasi!

Bunga Kertas Tanda Tak Pernah Tamat


#LatePost #Graduation2014
Malakin kado ke kembaran. Ga minta apa-apa, cuma minta dibuatin puisi aja. Kebetulan punya ketertarikan yang sama di dunia sastra. ya, makannya kita sebut kembaran. Puisinya bagus banget. cuma sayang, tenggelam sama foto yang di upload yang ga kalah fenomenal. Hahaha... Dasar sesama hobi menyebar ambigu nihh... Cropan foto yang bagus Buat cemburu dan marah banyak orang dan kalangan. Bagi yang liat sekilas, pasti ngira ada apa-apa... haha... biarkan saja, kita kan sodara. iya kan? :)
Btw, thanks a lot Adib Al-Haq. I like this very much 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bunga Kertas Tanda Tak Pernah Tamat
Kupikir gelas moca kita akan bersanding sampai malam
Bercerita tentang rasa hingga rembulan terkantuk
Kita telah sepakat untuk melepas beban, penat yang serupa lumpur di garis pantai
Merindu pasir putih dengan mentari pasi, sumilir bau asin nakal menggoda kerudungmu
Ah, aku masih saja membayangkanmu duduk tertunduk di ujung dermaga
Kelelahan mencari entah siapa
Mungkin menunggu pria laut yang mendayung perahu khusus menemuimu
Kadang matamu nanar menatap badai yang sanggup mengoyak layar
Namun ada ya jiwa yang seperti kukuh seperti jangkar, setia
Kedalaman masa lalumu tak dapat ditakar
kenangan yang kau simpan jauh laksana samudra menyimpan palung
Lalu kita tak pernah menunjuk bintang dengan satu tangan,
Sebab gemintang kebiruan kita bersisihan, bertetangga
Angan kita sama-sama terdampar
Di lapis-lapis langit kita coba mengoleksi harap
Ohya, malam itu aku kembali membawa segenggam kuaci lho
Mengira kita akan kembali bicara
entahlah..
Kadang kita teman, kadang saudara, kadang kita adalah tanya
Suatu pagi, mentari keras bersinar
Ombak tenang seperti muka kaca
Kau berjalan ke arah horizon dan melambaikan tangan
Aku terpaku tapi tetap sempurna bahagia
Hai Fan, berlayarlah ke pulau lain
Kaulah kini tuan putri yang dimiliki dunia
Upayakan terus takdirmu hingga kutub kesabaran
Tegaklah berdiri seteguh pagi
Sesekali bawa orang tua melaju dan kau yang jadi nahkoda
Membawa ke tempat-tempat yang membuat mereka bangga
Apakah saat petang kau masih setia bermain kunang-kunang air?
Kau tertawa dan sepasang matamu serupa kekal
Kuharap bahagiamu teduh seperti sinar Phyrophyta
Sesuatu yang bisa kau temui setiap hari
Basuhlah gundah, luruhlah lara
Kadang kupikir kita akan bertemu lagi kala kau telah menemukannya
Pria lautmu yang kau tunggu di dermaga seharian
Temenmu, Adiib 2014
**Hahaha.... punten ya Fan baru dibikin, maap kalo bahasanya kontroversial, kayaknya kalo ngucapin "met wisuda" doang terlalu normal euy, makanya ini aku bikinin yg manis2 buatmu, kalo baca ini jadi inget kan ya kamu punya sahabat edan, yang bisa kuat ndengerin kamu sampai Kememeut Cafe hampir tutup, sampe kuaci berapapun bisa abis.
Sukses Fan, selalu hepi buat kamu ya 

0 komentar:

Posting Komentar

 

About