Memainkan Melodi Sang Inspirasi!

Hai Job Seeker!


Karena nyatanya adalah bukan rejeki kita yang tak banyak,
bukan juga karena Tuhan yang tak mecukupi.
Hanya saja, kita yang tak percaya bahwa Allah menjanjikan kecukupan untuk makhluk yang bergerak di muka bumi-Nya
Hanya saja karena napsu kita yang tak pernah mencukupkan keinginan
Hanya saja karena mulut kita yang terbiasa untuk mengeluh
Hanya saja karena mata dan angan kita yang menengadah dan selalu berkata "andai saja"
Hanya saja karena hati kita yang terlalu sombong untuk meminta dan bersyukur.

Dan semua hanya karena "hanya saja", sebaris kata yang berarti amat sedikit. Tapi benarkah menjadikan semuanya tetap sedikit?

Ini sebuah cerita tentang keinginan, atau lebih tepatnya beban moral yang harus diperjuangkan.
Mungkin sampai saat itu menjadi satu-satunya hal pribadi yang pernah saya perjuangkan dalam hidup (Jiaaa... flat amat hidupmu Fan!). Mengingat begitu sombongnya seorang Fantri yang pada kenyataanya tidaklah memiliki apa-apa. Tapi dari history perjuangan itulah saya dipaksa untuk menunduk, dan dari perjuangan itulah saya dipaksa untuk terus berjuang. Karena perjalanan panjang memaksa saya untuk memahami, selelah apapun perjuangan nanti ke depannya, tak akan ada yang lebih melelahkan dari lelahnya seorang pengangguran. dan tak akan ada yang lebih indah selain perjuangan yang sampai pada kemenangan.

Jangan pernah bangga akan kepintaran
Terlebih gelar.
Pada akhirnya, usahamu lah yang menentukan masa depan dan rejekimu.

Saya kira, mencari pekerjaan itu adalah hal yang mudah. Semudah membuka smartphone sambil tiduran. Nyatanya gak semudah itu! Mencari rejeki bukan hanya bercerita tentang menjual aset diri, tapi mencari keridhoan-Nya. Bagaimana mungkin Allah meridhoi usahamu yang manja? 

Sempat bertanya-tanya? Kenapa saya belum dapat kerja? Padahal IPK lebih dari mereka yang sudah punya pekerjaan baik? CV? Bukanya udah cukup padat?
Tapi justru itulah kesombongan pertama seorang job seeker.
Allah belum meridhoi.
.... singkat cerita, saya dapat kerjaan. Dan entah gimana, saya merasa kagum dengan skenario-Nya. Bagaimana ga, dari sekian perusahaan yang saya niatkan untuk ikuti rekrutasinya, bukan penolakan yang saya dapat. Saat tes pekerjaan yang sekarang baru aja dimulai, saat bersamaan juga status akhir penerimaan di perusahaan-perusahaan lain adalah pending, padahal hari sebelumnya HRnya udah ngabarin. Ternyata, Allah Maha Tau, saya gak pandai menyikapi penolakan tapi Allah juga tau saya gak jago milih kalo di terima banyak-banyak.  Rezeki saya di perusahaan yang sekarang. Pekerjaan yang membahagiakan. Sangat manis.
Terima kasih banyak kepada orang-orang yang terus menguatkan, dan terima kasih banyak untuk semua yang memberi kepercayaannya. 
Ada pengalaman berharga yang saya dapatkan dari masa "tunggu" saya. Mungkin bukan pengalaman membanggakan yang bisa saya tulis di dalam CV. Tapi percaya deh, ini pengalaman mahal yang gak semua orang bisa memilikinya. 
Wahai job seeker yang cukup lama masa nunggunya! Bukan kah dari keleluasaan waktu tunggumu, kamu banyak menangis, meminta dan berikhtiar? Lelahmu bahkan lebih dari mereka yang bekerja. Ternyata Allah merindukan itu darimu. Karena bisa jadi ketika bekerja nanti, kesibukanmu akan menjauhkanmu dari-Nya. Mungkin ini waktu-waktu romantis yang Ia minta. Kenapa kita ga belajar ikhlas?

Wahai job seeker yang lama masa nunggunya! Kamu gak bodoh, bahkan kamu lebih pintar. Tapi apakah kamu cukup pintar menguasai kesombonganmu? Masa tunggu mengajarkanmu syukur. Syukur akan memudahkanmu untuk mencintai apa yang kamu dapatkan. Dan syukur, akan mengobati lelahnya pekerjaanmu. Syukur akan menjadi motivasimu untuk memberikan yang terbaik sebelum mendapatkanya yang terbaik. Mungkin, bisa jadi ketika dengan mudah kamu dapat pekerjaan, dengan mudah juga kamu melepaskan, dengan mudah juga kamu mengeluh lelah, mudah juga kamu merasa gajimu sangatlah kurang. Tak akan ada kata cukup dari kesombongan. Maka, ketika sudah ada dalam genggaman apa yang kamu inginkan sementara keinginanmu terus bertambah, bebanmu juga bertambah, yang kamu lakukan hanya cukup mengingat perihnya masa-masa pengangguran. Tugasmu saat itu hanyalah meng-upgrade syukurmu. 

Wahai job seeker yang sampai saat ini belum menemukan pekerjaan! Selamat, Allah memilihmu sebagai orang yang lebih kuat dari teman-temanmu yang sudah bekerja. Allah memilihmu untuk terus belajar sabar. Allah tengah merindukanmu, dan tengah menguji kepercaanmu. Mintalah dan percaya akan janjinya! Bukan iman kalau tidak percaya.
Allah Maha Mendengar, Allah tau apa yang kita inginkan
Tapi jauh dari itu, Ia yang menciptakan, maka Ia tau celah kelemahan, dari situ Ia tau apa yang kita butuhkan
Jauh lagi dari itu, Ia tau saat-saat terbaik untuk menghadiahkan. Karena cinta-Nya bukan sekedar pemenuhan, tapi mendidik.

Wahai job seeker yang sampai saat ini belum menemukan pekerjaan! Selamat! Allah tengah membukakan rejekimu dari berbagai pintu rejeki, mungkin dau atau bahkan sembilan, yang jelas bukan hanya dari pintu perusahaan. Tugasmu, hanya memilih.



  


0 komentar:

Posting Komentar

 

About