Memainkan Melodi Sang Inspirasi!

The Last Edelweis (Kebetulan Aku Suka part 2)


Ada ribuan kata yg mau ditulis. Potongan terakhir dari sebuah cerita yg pada sore ini baru kutemukan akhirnya.
Kita teman, lebih sering rival, tapi pernah bahkan kita sama sama tak bisa mendeskripsikanya.
Tapi mengingat kisahku dan hidupmu, aku tak pernah menyesal mengapa ia pernah beririsan. Karena selamanya kita telah memilih untuk menjadikan perasaan yg dibawanya tetap sederhana.
Aku kira, aku yg pergi. Tapi hari ini, aku tau, kita sama2 telah memilih untuk bahagia dengan apa yg kita pilih.
Dan tentang edelweis itu, aku janji, sejarahpun tak akan tau.

....
Kendati aku telah siap akan hal ini, tapi aku tak pernah mengira hari ini datang lebih cepat dari yang kukira. Padahal beberapa jam yang lalu aku masih menyusun skenario untuk mengundangnya dalam acara pernikahanku yang akan berlangsung beberapa bulan lagi. Tapi ternyata rencananya lebih cepat.
Kecewa? Tidak sama sekali
Menyesal? Juga tidak.
Aku dengan kisah manisnya cerita dengannya adalah sebuah simpul yang terikat selamanya. Bukan untuk dilupakan, tapi aku juga bertekad untuk tidak mengenang. Karena aku yakin, kita sama-sama menghargai pilihan kita. Karena aku yakin, masa lalu kita adalah kenangan yang hanya tersimpan dalam senyum ketika kita bertemu nanti, dan kelak hanya kita yang tau arti senyum itu. Karena aku yakin, semanisnya cerita kita, tak akan pernah sehangat masa depan kita yang memeluk cinta dengan pilihan kita, ya, dengan pasangan kita.

"Dan tentang edelweis darimu.. tentu tak akan layu. Tapi aku memilih ia yang bisa tumbuh, bukankah kau juga begitu?"

Adapun kecemburuan seseorang nantinya, aku yakin, tak akan ada sejarah yang mencatat dan mampu menceritakanya. Ini hanya soal aku dan kamu di masa yang lalu...

---Coming Soon--

1 komentar:

 

About